Dalam tulisan-tulisan yang lalu kita telah membahas tentang membangun karakter. Kini kita akan mengulas tentang kesukaran ketika seseorang jatuh dalam perkara karakter ini.
Kegagalan Moral
Sumber : Amsal 5:3-23
Berapa banyak pemimpin menghancurkan hidupnya dan merusak hidup orang lain melalui perilaku imoral. Karakter menjadi isu krusial saat ini karena banyak pemimpin politik, bisnis dan dunia rohani yang jatuh secara moral.
Tidak dipungkiri peperangan rohani telah memainkan peranan besar dalam hidup ribuan pemimpin yang mengalami kejatuhan moral. Mereka jatuh karena musuh telah memiliki target untuk diserang.
Pemimpin harus ingat bahwa mereka mempengaruhi banyak orang disamping diri mereka sendiri, mereka tidak pernah jatuh dalam kekosongan, vakum. Mereka juga perlu menyadari bahwa mengganti pemimpin yang jatuh adalah proses yang lamban dan sulit.
Bagaimana kita melindungi diri dari kejatuhan?. Pertama kita harus tidak menekankan karunia dari pemimpin lebih daripada karakternya. Kita punya kecenderungan yang tidak sehat untuk melihat dan memberi imbalan suatu karunia lebih besar daripada suatu karakter, namun keduanya harus dikembangkan. Kita harus menemukan keseimbangan yang berikut ini jika kita ingin berakhir dengan baik.
Karunia rohani dan pembentukan karakter
Kita harus kembali kepada pertanyaan ini ? :
Siapakah saya?, Apa yang harus saya lakukan?, Apa hasil tindakan saya?
Efisiensi Minus Etika = Kekosongan
Sumber : Amos 1:1-2:16
Pemimpin yang jatuh secara moral tidak membawa seorangpun masuk ke tempat yang lebih baik. Semakin tinggi pemimpin pergi, semakin dalam karakternya harus dibangun. Semakin besar kedudukan keluar, semakin besar karakter dari dalam diperlukan. Karakter melambangkan hidup batin pemimpin.
Tuhan menghakimi pemimpin zaman kuno karena kehilangan karakter :
1. Damaskus, Syria : karena mereka dengan kejam membunuh Gilead dan
2. Gaza : karena mereka membuat tertawan orang-orang dan menjual mereka sebagai budak
3. Tirus : karena mereka menolak perjanjian damai dan persaudaraan.
4. Edom : karena mereka menyerang saudara mereka sendiri dan tidak menunjukkan belas kasihan.
5. Amon : karena mereka membunuh wanita dengan tujuan meluaskan wilayah kekuasaan.
6. Moab : karena mereka menunjukkan rasa tidak hormat terhadap kepemimpinan negara tetangganya.
Lari Dari Komitmen
Sumber : Yunus 1:1-10
Ketika Tuhan meminta Yunus memperingatkan rakyat Niniwe untuk bertobat, nabi Yunus memutar arah lain dan melarikan diri. Ada titik dimana seseorang lari dari komitmen dan anda akan menemukan orang itu kehilangan karakternya.
Seringkali pemimpin harus meminta pengikutnya untuk membuat komitmen. Biasanya Tuhan meminta pemimpinnya dulu untuk berkomitmen. Sampai disini pemimpin mencari tahu bagaimana sering ia memeluk penyebabnya : apakah ia berhati-hati, curiga atau berkomitmen. Nabi Yunus mengajarkan kita tentang konsekuensi dari menghindari panggilan Tuhan untuk berkomitmen :
1. Kita kehilangan kedudukan dalam kemitraan kita dengan Tuhan (ay 1-3)
2. Pilihan kita memisahkan lebih banyak orang daripada yang kita tahu (ay 4)
3. Kita menjadi keras untuk tragedi yang kita ciptakan (ay 5-8)
4. Kita kehilangan baik integritas dan kepercayaan (ayat 9-10)
Pemimpin Tidak Dapat Memberi Apa Yang Mereka Tidak Miliki
Sumber : Mikha 2:1-13
Kehebatan kepemimpinan Mikha memimpin keluar dari kenyamanan dan kelayakan. Mereka melakukan apa yang benar menurut mereka. Kata Yunani untuk karakter sering diterjemahkan sebagai "image". Ini berarti suatu derajat, tanda termaterai, suatu ketajaman, suatu goresan atau menulis diatas batu (prasasti), atau menulis diatas koin. Konsekuensinya sejarah karakter mengandung arti tanda yang mudah terlihat yng mengesankan atau bentuk di dalam batin seseorang oleh tekanan dari luar.
Untuk lebih baik lagi mengerti karakter, lihat beberapa pengertian yang salah tentang hal itu :
1. Karakter tidak alain adalah bagaimana seseorang bertindak; beberapa orang dapat memalsukan karakter buruknya.
2. Karakter bukanlah sekedar bagaimana seseorang akan menjadi ideal di masa depan; itu yang disebut pengharapan.
3. Karakter tidak hanya apa yang orang lain lihat diluar, itu dimulai dari dalam.
4. Karakter tidak dibatasi hingga suatu kebijaksanaan untuk mengevaluasi sikap orang lain; itu adalah penghakiman.
5. Karakter tidak hanya tentang disiplin atau mungkin hanya di satu wilayah tertentu tapi bukan di wilayah lainnya.
Herodes Kekurangan Karakter
Sumber : Kisah Rasul 12: 1-13
Masalah ego amat mengendalikan Raja Herodes pada zaman Paulus dulu, seperti halnya ego yang menguasai ayah dan kakeknya. Mereka semua putus asa akibat kekurangan karakter. Herodes adalah pewaris tahta yang memegang kekuasaan dengan seijin kerajaan Roma. Herodes adalah pemerintah tertinggi pada saat kelahiran Yesus, dialah yang membunuh semua anak laki-laki di Betlehem. Herodes Antipas memerintahkan pemenggalan Yohanes Pembaptis. Herodes dalam kitab Kisah Rasul 12 adalah Herodes Agripa, cucu dari Herodes Agung.
Herodes yang kekurangan karakter memberikan pada kita contoh dari apa yang tidak boleh dilakukan oleh para pemimpin :
1. Dia menganiaya rakyatnya sendiri (ayat 1) : Dia memerintahkan penangkapan orang Yahudi dalam rangka untuk melecehkan mereka.
2. Dia mengeksekusi orang tidak bersalah (ayat 2) : Dia memenggal kepala Yakobus dengan pedang, meskipun Yakobus tidak melakukan tindak kriminal apapun.
3. Dia membuat keputusan berdasar popularitas ((ayat 3) : Ketika dia melihat bahwa dengan membunuh Yakobus itu membuat senang orang Yahudi, dia menangkap Petrus juga.
4. Dia bertindak irasional dalam masa sulit (ayat 19) : Dia membunuh 16 penjaga yang bertugas pada saat Petrus dapat melarikan diri dari penjara.
5. Dia memiliki kemarahan terhadap orang lain (ayat 20) : Dia menyimpan amarah terhadap kelompok etnis luar dan mencari jalan untuk mendapatkan mereka.
6. Dia mencari kuasa yang tidak aman (ayat 20) : Dia menikmati mengendalikan orang lain dan khususnya suka memiliki rakyat yang membutuhkan belas kasihannya.
7. Dia merancang gambaran kesempurnaan (ayat 21-22) : Dia suka mengenakan jubah kerajaan dan suka untuk disembah.
8. Dia dibutakan oleh egonya (ayat 23) : Dia hidup dalam dunia maya dan tidak dapat melihat bagaimana egonya akhirnya mensabotase kepemimpinannya.
Bagaimana Kita Menghindari Jebakan Herodes ini?
Untuk meningkatkan karakter anda dan membangun dasar yang kokoh untuk kepemimpinan, anda harus melakukan hal ini :
1. Mencari retakan : Carilah area utama anda. Identifikasi dimana kelemahan anda atau kala anda mengambil jalan pintas.
2. Carilah polanya : Adakah kelemahan yang masih tersisa? Adanya pola dapat menolong anda mendiagnosa cacat karakter.
3. Hadapi semua itu : Perbaikan karakter dimulai ketika anda menghadapi cacat karakter anda dan meminta maaf pada mereka yang anda telah bersalah kepadanya.
4. Tetap dapat diajar dan dibangun : Sekali waktu anda menghadapi masa lalu, ciptakan rencana untuk membangun kekuatan batin.
Sumber : Maxwell Leadership Bible
Sumber : Sumber: Maxwell Leadership Bible